Selasa, 26 Mei 2009

Siswa SMA Plus 17 Plg Menang Berkat Klorofil Emas

Sriwijaya Post - 6 Mei 2009

PALEMBANG, RABU - Siswa SMAN Plus 17 Palembang kembali menorehkan prestasi di tingkat nasional. Satu tim beranggotakan M Ali, Nisrina dan Yesika berhasil menggondol juara ketiga pada kompetisi lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat Sumatera.

Acara yang dipusatkan di aula Fakultas Kedokteran Riau ini diikuti oleh 54 tim setingkat SMA/MA se-Sumatera. Proses penjurian melibatkan dua wilayah, khusus wilayah Sumbagsel dinilai tim Lampung sedang peserta dari luar Sumbagsel, seperti Medan, Payakumbuh, Aceh langsung dinilai juri di Riau. Usai dilakukan penilaian, panitia langsung menyisihkan 10 pemenang yang diikutsertakan untuk proses presentasi. Kebetulan, siswa SMAN Plus 17 terpilih dan langsung diundang ke Riau untuk presentasi.

"Bersyukur, meski tidak menjadi juara utama, paling tidak kami pulang tidak dengan tangan kosong,' kata M Ali, Rabu (6/5) .

Ia mengatakan pembuatan karya tulis dikebut hanya dalam waktu dua minggu. Selain karena undangan keikutsertaan baru tiba, pada saat yang bersamaan, ketiganya juga sedang mengikuti lomba Olimpiade tingkat nasional.

"Kami konsentrasi satu-satu dulu, usai Olimpiade baru mencari pustaka untuk bahan-bahan karya tulis, kebetulan tema yang diambil adalah klorofil,"kata M Ali mewakili rekan-rekannya yang lain.

Lantaran judul menarik, diakui M Ali dinilai sebagai salah satu faktor kemenangan. Disamping itu, klorofil yang berasal dari dedaunan banyak ditemukan di lingkungan sekitar.

" Judulnya Klorofil, Si Emas Hijau yang Bermanfaat. Dari itu, kami coba menggambarkan khasiat klorofil yang banyak ditemukan di lingkungan sekitar mampu memberikan manfaat yang luar biasa. Daya manfaat yang dihasilkan itu disimbolkan sebagai emas berkilauan,"kata M Ali.

Mungkin, faktor judul serta keberhasilan saat presentasi membuat juri tertarik hingga memutuskan tim SMAN Plus Negeri 17 Palembang memenangkan lomba.

Sabtu, 14 Maret 2009

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Abstract:
This research is conducted based on the reality that teaching learning subject of Plan
Analytic Geometry done by the lectures does not indicate the students development creativity. The
aim of this study is to yield an appropriate model to that subject and to know the effect of that
implementation. Subject of this study is third semester of Mathematics students of FKIP-UMS. Guiding
observation and creativity test are used to collect the data. Descriptive qualitative is used to analyze
the data. The results of the study are (1) Cooperative group discussion model can emerge new
analogy and learning orientation on thinking ability and (2) the effect of this implementation can
increase creative thinking and students achievement. Then the suggestions are as follows: (1) the
head of the department supports the effort of increasing creative thinking, (2) the lectures are good
at designing the model and its implementation, and (3) it is needed other study on learning affectivity
of cooperative group investigation in different subjects.
Mau yang lainnya! Silahkan download di sini, Gratis


Selasa, 10 Maret 2009

PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Peningkatan kualitas pembelajaran matematika diharapkan mengacu pada Standar Proses yang dikemukakan dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 yang mengemukakan bahwa Standar Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Yuhasriati (2002) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan dalam pengetahuan dan pemahanam, keterampilan dan nilai sikap yang relatif konstan dan berbekas. Untuk menghasilkan aktivitas mental dalam matematika Silver dan Cai (1996) dalam Tatag Y. E Siswono (2000) mengemukakan tiga hal yaitu; ( a) Pengajuan pre –solusi ( presolution posing) , (b) Pengajuan di dalam solusi (Within- solution posing) dan (c) Pengajuan setelah solusi (post solution posing).

Selama ini kegiatan membuat soal selalu dilakukan guru.Akan muncul pertanyaan, bagaimana seandainya kegiatan tersebut dilakukan oleh siswa dalam pelaksanaan pembelajaran ? Mungkinkah kemampuan tersebut akan dapat membantu untuk meningkatkan proses berpikir siswa.?

Gagasan ini berdasarkan pada beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sutiarso (1999) yang menyatakan bahwa prestasi belajar siswa yang diajarkan dengan problem posing lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang diajarkan dengan pendekatan konvensional

As’ari (2000) juga menyarankan bahwa problem posing perlu mendapat perhatian untuk diterapkan di kelas, karena mampu membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan juga mampu meningkatkan prestasi belajarnya.

Makalah ini bertujuan untuk membantu guru dalam memilih alternatif penggunaan pendekatan pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan prestasi belajar matematika dan juga diharapkan dapat membantu kesulitan guru serta dalam mengatasi masalah pembelajaran serta sebagai bahan informasi untuk membuka wawasan guru tentang penggunaan problem posing dan dampak positifnya. mau lagi .... ! Silahkan download di sini